Rukun Puasa – Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dijalankan oleh umat Islam di seluruh dunia. Puasa merupakan ibadah yang sangat penting dalam Islam, karena selain meningkatkan ketakwaan juga dapat mempertebal keimanan dan menjaga kesehatan. Sebelum memulai puasa.
Dalam menjalankan ibadah puasa terdapat Rukun-rukun yang harus dicantumkan dalam menjalankan ibadah puasa. Jika salah satu rukun puasa tidak dicantumkan maka puasanya tidak sempurna bahkan bisa batal.
Oleh karena itu penulis artikel -.com akan merangkum beberapa hal yang menjadi rukun puasa agar dapat dipahami sehingga ketika berpuasa belum mengetahui hukumnya.
Puasanya ada 2 rukun
Terlepas dari aspek puasanya, baik sunnah maupun fardu, tentu ada dua rukun yang harus dipenuhi dalam menjalankannya, yaitu: Niat dan menahan diri dari berbuka.
Namun karena kondisi saat ini sudah mendekati bulan suci Ramadhan, tentunya banyak orang yang bertanya tentang rukun puasa di bulan suci Ramadhan. Simak penjelasannya berikut ini hanya di -.com.
Maksud
Pilar puasa yang pertama adalah niat, adapun niat adalah keinginan atau kesadaran yang kuat dalam hati seseorang untuk melaksanakan suatu ibadah dengan tujuan semata-mata kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Niat juga menjadi langkah awal yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan suatu ibadah, termasuk saat berpuasa.
Sedangkan makna niat dalam puasa adalah menguatkan tekad dalam hati untuk melaksanakan puasa dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan, dengan niat untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT.
Sedangkan untuk mengucapkan niat, dibaca sebelum waktu Imsak atau menjelang subuh, dan harus diucapkan dalam hati atau lisan. Namun tidak berhenti sampai disitu saja, niat tersebut harus disertakan dalam puasa hingga tiba waktunya berbuka.
Rasulullah SAW bersabda tentang pentingnya niat yang lurus hanya karena Allah dan Rasul-Nya.
Insya Allah َمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهْ ِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُ نْيَا يُصِيْبُها أو ام Tuhan memberkatimu
Itu berarti :
“Sesungguhnya amal seseorang tergantung pada niatnya, dan bagi setiap orang pahalanya sesuai dengan niatnya. Barangsiapa berhijrah dengan niat Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan diberi pahala atas hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya.
“Dan barang siapa berhijrah dengan niat keuntungan duniawi yang didapatnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka (dia diberi pahala) hijrahnya sesuai niatnya,” (HR Bukhari dan Muslim).
Menahan diri untuk tidak berbuka puasa
Pilar puasa yang kedua adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa. Seperti pantangan makan dan minum, berhubungan badan, mengeluarkan air mani dengan sengaja, dan muntah dengan sengaja. Inilah yang tampak dalam dzohir.
Selain itu ada juga hal-hal yang tidak terlihat dalam dzohir namun dapat membatalkan puasa, seperti marah, berbohong, mencuri, ghibah, ghibah. Segala sesuatu yang menimbulkan dosa dapat membatalkan puasa secara fisik, dalam arti pahala puasanya hilang dan tidak ada yang tersisa.
Banyak umat islam yang belum memahami tentang hal-hal yang dapat membatalkan puasa secara mental. Karena yang sering dilihat adalah kasus kelahiran, maka dinilai bila kelahirannya baik dan aman dari orang yang berbuka maka puasanya sah dan diterima di sisi Allah SWT.
Meski belum bisa dipastikan baik atau tidaknya puasa, yang ada hanyalah diri sendiri dan Allah SWT, sedangkan Allah SWT yang bisa melihat dan menilai lahir batin seseorang.
Sebisa mungkin saat berpuasa tidak hanya bisa menahan syahwat dzohir seperti makan minum dan lain sebagainya. Tapi belajarlah juga untuk puasa mulut dari kata-kata kotor, telingamu dari mendengar hal-hal maksiat, otakmu dari pikiran buruk, hatimu dari pikiran negatif terhadap orang lain dan masih banyak lagi.
Hal ini sangat berkaitan dengan hadis Rasulullah tentang puasa:
Alhamdulillah مِنَ اللَّغْوِ وَالَّرَفَث
Itu berarti :
“Puasa itu tidak sebatas menahan diri dari makan dan minum, tetapi puasa adalah menjauhi hal-hal yang tidak berguna dan kata-kata kotor.”
Sehubungan dengan hadits yang tertulis di bawah ini:
Insya’Allah
Itu berarti :
“Berapa banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa selain rasa lapar dan haus.”
Rukun Puasa, Syarat dan Sunahnya dalam Kitab Fathul Qorib
Penjelasan mengenai rukun puasa yang tertulis di atas dapat disimpulkan dalam kitab Fathul Qorib mengenai beberapa hal yang menjadi rukun puasa.
Rukun Puasa
Dalam kitab fathul qorib rukun puasa ada 4 hal :
- Maksud
- Menahan diri dari makan dan minum
- Menteri Syahwat
- Menahan diri dari muntah yang tidak disengaja
Empat rukun puasa telah dijelaskan secara panjang lebar pada halaman di atas, beserta dalil-dalil yang mendukungnya.
Syarat Wajib Puasa
Ada tiga syarat wajib puasa yang dijelaskan dalam kitab Fathul Qorib, yaitu:
- Muslim
- Masa pubertas, bagi pria berusia 25 tahun atau sudah menghasilkan air mani. Untuk anak perempuan usia 9 tahun atau sudah haid
- Masuk akal, tidak gila.
Sunnah Puasa
Sunnah puasa yang dijelaskan dalam kitab Fathul Qorib adalah sebagai berikut:
- Segera berbuka puasa
- Mengakhiri waktu sahur
- Tinggalkan kata-kata buruk
Penutupan
Demikianlah penjelasan mengenai rukun puasa yang tertulis pada artikel -.com, semoga anda mengetahui rukun puasa yang telah dijelaskan diatas.
Saat berpuasa di bulan Ramadhan tahun ini, bisa lebih baik dari sebelumnya, karena sebenarnya yang berpuasa bukan hanya badan saja, tapi juga ruhani. Wallahu A’lam….
Baca juga: